Profil Desa Sukomanah
Ketahui informasi secara rinci Desa Sukomanah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Sukomanah di Kecamatan Purwodadi, Purworejo, merupakan desa agraris dengan luas 190,5 ha. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi. Letaknya yang strategis dekat Bandara YIA memberikan
-
Pilar Ekonomi Agraris
Sektor pertanian adalah fondasi perekonomian utama Desa Sukomanah, dengan lahan sawah yang subur sebagai sumber pendapatan utama masyarakat.
-
Kondisi Geografis Strategis
Berlokasi dekat dengan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), desa ini memiliki posisi yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai kawasan penyangga ekonomi dan pariwisata.
-
Potensi Inovasi
Masyarakat desa mulai berinovasi dengan mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, menunjukkan potensi pengembangan ekonomi kreatif yang dapat didukung oleh pemerintah desa.
Sukomanah: Menjelajahi Desa Agraris di Jantung Purwodadi Desa Sukomanah, yang berlokasi di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ialah salah satu desa yang memiliki karakteristik geografis yang dominan sebagai kawasan agraris. Berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat kota Purworejo dan 10 kilometer dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), desa ini memiliki posisi yang strategis sebagai lumbung pangan sekaligus wilayah penyangga di perbatasan Jawa Tengah-DIY. Keadaan alamnya yang didominasi oleh dataran rendah dan persawahan menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masyarakatnya. Kekuatan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Inovasi Lokal Perekonomian Desa Sukomanah sangat bergantung pada sektor pertanian. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani yang menggarap lahan sawah. Jenis tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, terutama dari saluran irigasi, memungkinkan para petani untuk melakukan panen hingga dua kali dalam setahun. Komoditas utama yang dihasilkan yakni padi, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga di desa. Selain padi, masyarakat Sukomanah juga mengembangkan sektor pertanian lainnya, seperti palawija dan hortikultura. Ada juga beberapa peternak yang memelihara sapi dan kambing sebagai sumber pendapatan tambahan. Inovasi lokal juga mulai terlihat, seperti pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan. Hal ini menunjukkan semangat masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil panen mereka dan tidak hanya menjual bahan mentah. Pemerintah desa, melalui program-programnya, aktif memberikan dukungan kepada para petani. Bantuan berupa alat dan mesin pertanian, bimbingan teknis, serta akses terhadap bibit unggul menjadi upaya nyata untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Kolaborasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Pertanian, juga menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan sektor pertanian di desa. Kondisi Geografis, Sosial, dan Demografi Secara geografis, Desa Sukomanah memiliki luas wilayah 190,5 hektare. Batas-batas desa ini cukup jelas, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogorejo, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Tlogorejo, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tlogorejo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tlogorejo. Meskipun informasi detail tentang data demografi terkini tidak tersedia, gambaran umum desa menunjukkan bahwa Sukomanah merupakan desa dengan jumlah penduduk yang cukup padat untuk wilayah agraris. Kepadatan penduduknya yang relatif stabil menciptakan lingkungan sosial yang kuat. Masyarakat Sukomanah dikenal memiliki tradisi gotong royong yang tinggi, yang menjadi modal sosial berharga dalam berbagai kegiatan, baik sosial maupun ekonomi. Suasana desa yang tenang dan asri, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, menjadi daya tarik tersendiri. Ketersediaan fasilitas umum yang memadai, seperti tempat ibadah, sarana pendidikan dasar, dan balai desa, mendukung kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Tantangan dan Prospek Masa Depan Sebagai desa yang berada di kawasan strategis, Sukomanah menghadapi tantangan terkait modernisasi dan perubahan iklim. Keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern dan fluktuasi harga komoditas menjadi beberapa isu yang perlu diatasi. Selain itu, ancaman banjir saat musim penghujan juga menjadi perhatian, mengingat karakteristik wilayahnya yang merupakan dataran rendah. Meskipun demikian, prospek pengembangan desa ini sangat cerah. Kedekatannya dengan YIA dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan agrowisata. Lahan pertanian yang luas dapat dijadikan sebagai destinasi wisata edukasi, di mana pengunjung bisa belajar langsung tentang proses bertani. Pemanfaatan sumber daya lokal, seperti produk olahan hasil pertanian, dapat menjadi penggerak ekonomi baru. Sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, seperti perguruan tinggi dan pemerintah daerah, akan menjadi kunci untuk mewujudkan potensi ini. Dengan demikian, Desa Sukomanah tidak hanya akan dikenal sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai desa yang inovatif dan mandiri, yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya sebagai desa yang kental dengan nilai-nilai tradisional dan kebersamaan.
Sukomanah: Menjelajahi Desa Agraris di Jantung Purwodadi
Desa Sukomanah, yang berlokasi di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ialah salah satu desa yang memiliki karakteristik geografis yang dominan sebagai kawasan agraris. Berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat kota Purworejo dan 10 kilometer dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), desa ini memiliki posisi yang strategis sebagai lumbung pangan sekaligus wilayah penyangga di perbatasan Jawa Tengah-DIY. Keadaan alamnya yang didominasi oleh dataran rendah dan persawahan menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masyarakatnya.
Kekuatan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Inovasi Lokal
Perekonomian Desa Sukomanah sangat bergantung pada sektor pertanian. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani yang menggarap lahan sawah. Jenis tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, terutama dari saluran irigasi, memungkinkan para petani untuk melakukan panen hingga dua kali dalam setahun. Komoditas utama yang dihasilkan yakni padi, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga di desa.
Selain padi, masyarakat Sukomanah juga mengembangkan sektor pertanian lainnya, seperti palawija dan hortikultura. Ada juga beberapa peternak yang memelihara sapi dan kambing sebagai sumber pendapatan tambahan. Inovasi lokal juga mulai terlihat, seperti pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan. Hal ini menunjukkan semangat masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil panen mereka dan tidak hanya menjual bahan mentah.
Pemerintah desa, melalui program-programnya, aktif memberikan dukungan kepada para petani. Bantuan berupa alat dan mesin pertanian, bimbingan teknis, serta akses terhadap bibit unggul menjadi upaya nyata untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Kolaborasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Pertanian, juga menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan sektor pertanian di desa.
Kondisi Geografis, Sosial, dan Demografi
Secara geografis, Desa Sukomanah memiliki luas wilayah 190,5 hektare. Batas-batas desa ini cukup jelas, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogorejo, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Tlogorejo, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tlogorejo, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tlogorejo.
Meskipun informasi detail tentang data demografi terkini tidak tersedia, gambaran umum desa menunjukkan bahwa Sukomanah merupakan desa dengan jumlah penduduk yang cukup padat untuk wilayah agraris. Kepadatan penduduknya yang relatif stabil menciptakan lingkungan sosial yang kuat. Masyarakat Sukomanah dikenal memiliki tradisi gotong royong yang tinggi, yang menjadi modal sosial berharga dalam berbagai kegiatan, baik sosial maupun ekonomi.
Suasana desa yang tenang dan asri, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, menjadi daya tarik tersendiri. Ketersediaan fasilitas umum yang memadai, seperti tempat ibadah, sarana pendidikan dasar, dan balai desa, mendukung kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa yang berada di kawasan strategis, Sukomanah menghadapi tantangan terkait modernisasi dan perubahan iklim. Keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern dan fluktuasi harga komoditas menjadi beberapa isu yang perlu diatasi. Selain itu, ancaman banjir saat musim penghujan juga menjadi perhatian, mengingat karakteristik wilayahnya yang merupakan dataran rendah.
Meskipun demikian, prospek pengembangan desa ini sangat cerah. Kedekatannya dengan YIA dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan agrowisata. Lahan pertanian yang luas dapat dijadikan sebagai destinasi wisata edukasi, di mana pengunjung bisa belajar langsung tentang proses bertani. Pemanfaatan sumber daya lokal, seperti produk olahan hasil pertanian, dapat menjadi penggerak ekonomi baru.
Sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, seperti perguruan tinggi dan pemerintah daerah, akan menjadi kunci untuk mewujudkan potensi ini. Dengan demikian, Desa Sukomanah tidak hanya akan dikenal sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai desa yang inovatif dan mandiri, yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya sebagai desa yang kental dengan nilai-nilai tradisional dan kebersamaan.